Kapan Nyusul?


Kapan Nyusul?

Suatu hari, Ahmed menghadiri acara walimatul ‘ursy (bc: resepsi) pernikahan seorang temannya. Sebutlah namanya Sutrisno yang berhasil mempersunting gadis impiannya bernama Titin. Ahmed dan Sutrisno merupakan kawan karib sejak lama. Kedua orangtua mereka pun saling mengenal. Di tengah-tengah acara pesta resepsi, Ahmed bertemu dengan orangtua Sutrisno. Karena melihat Ahmed datang ke pesta pernikahan sendirian tanpa gandengan, maka ayah Sutrisno (pakdhe Supar) pun meledek Ahmed dengan sebuah pertanyaan bernada retoris. “Masih sendiri saja Med?” ujar pakdhe Supar.

Buruan nyusul Trisno (Sutrisno_pen) lah Med..! Nunggu apa lagi?” tambahnya dengan sedikit senyum tersungging dari wajahnya yang oval.

Nggih pakdhe….” jawab Ahmed singkat dengan mimik muka kecut.

Yaudah. Jadi kira-kira kapan nyusul?” tanya pakdhe Supar lagi.

Nggih gampil lah pakdhe. Nenggo kersonipun Gusti kemawon,” jawab Ahmed pasrah.

(Itu nanti kami serahkan waktunya kepada Allah SWT saja)

***

Di lain kesempatan, Ahmed dan pakdhe Supar lagi-lagi ditakdirkan bertemu. Kali ini mereka bertemu di rumah mbah Kromo. Mereka bertemu di rumah mbah Kromo untuk menghadiri layatan mbah Kromo putri yang meninggal dunia. Mbah Kromo sendiri meninggal karena penyakit tua. Inna lillahi wa inna ‘ilaihi roji’un.

Singkat cerita, setelah upacara penghormatan terakhir berakhir dengan pemakaman mbah Kromo putri di sareyan, Ahmed dan pakdhe Supar sempat terlibat obrolan ketika berjalan beriringan meninggalkan lokasi makam.

Wah, mbah Kromo meninggalnya dalam keadaan yang damai. Senyum terakhirnya saat meninggal semanis madu. Rasa-rasanya mbah Kromo meninnggal dalam tenang dan khusnul khotimah,” ucap pakdhe Supar mengawali obrolan dengan Ahmed.

Amiiiiiin,” jawab Ahmed bermaksud mengamini dan mengekspresikan persetujuan pernyataan kalimat pakdhe Supar.

Ngomong-ngomong, pakdhe kapan nyusul mbah Kromo? Nunggu apa lagi, pakdhe?” tanya Ahmed dengan nada datar.

Mendengar pertanyaan Ahmed, pakdhe Supar sehenyak diam terkaget. Beberapa detik kemudian, ia pun senyum. “Wah, 1-1 (satu sama) yo Med…” ucap pakdhe Supar.

He3x. Nyuwun ngapunten lho pakdhe…” jawab Ahmed dengan senyum merasa penuh kemenangan.

(he3x. Mohon maaf lho paman….)


Ternyata Ahmed sengaja menanyakan hal itu kepada pakdhe Supar untuk membalas pertanyaan pakdhe Supar kepada Ahmed saat bertemu di resepsi pernikahan Sutrisno. Kini keduanya pun memiliki skor satu sama (1-1). (Hanya sebuah intermezzo saja).

Ahmed Fikreatif

“Gajah Mati Meninggalkan Gading, Harimau Mati Meninggalkan Belang, Manusia Mati Meninggalkan Nama, Blogger Mati Meninggalkan Postingan, Jika Fikreatif mati mohon doakan ampunan”

 

12 Tanggapan

  1. Dasar, nakal Mas Ahmed ini… 😆 😆

    Saya pernah berpikiran juga bilang “kapan nyusul…?” seperti itu ke kenalan saya, tapi saya pikir2 kok gak etis…. 😆

    • @Asop: hahahaha,, di-etis etisin saja lah Sop..

      habisnya klo pas ngumpul2 org tua selalau direcokin, Kpan kawin dst..
      kli ini hrs dibales.
      😀

  2. ingat selalu ma yg diatas

  3. sadeeeeeessssss… (-_-“)

  4. hahaha..untung aja ga d gampar,,,
    kan lg berkabung untung z pak de ny baek hati..hihi

  5. hahahhahaha dasar ada2 aja ihh 😀

  6. wah insyaallah sebentar lagi saya nyusul, mohon doa baokahnya

Tinggalkan Balasan ke Goda-Gado Batalkan balasan