‘Penjajahan’ Melalui Perangkat Lunak Komputer


Presiden RI SBY - Presiden Microsoft Bill Gates

Presiden RI SBY – Presiden Microsoft Bill Gates

Beberapa hari yang lalu, salah seorang rekan di kantor yang berada di bagian IT ditelepon oleh perwakilan Microsoft Corporation Indonesia. Singkat cerita, si karyawan Microsoft menanyakan tentang kelengkapan aplikasi komputer yang ada di perusahaan tempat kami bekerja. Khususnya di kantor kami, kantor pusat. Menerima telepon dari Microsoft Indonesia adalah satu hal yang tiba-tiba dan mengejutkan bagi rekanku di IT.

Kami yakin arah pembicaraan pihak Microsoft adalah menanyakan atau mengecek keorisinalitasan produk-produk aplikasi software di kantor kami. Jika ternyata mereka melihat kantor kami menggunakan aplikasi bajakan, maka mereka akan mengadakan sweeping. Tentu saja bukan mereka yang turun tangan sendiri. Mereka cukup minta tolong Polisi dengan sedikit bayaran untuk melakukan sweeping. Selanjutnya, mereka tinggal todongkan ‘senjataagar kami memilih beli software orisinil atau dipidana.

Beruntung kawanku yang ada di IT sudah sangat paham modus pihak Microsoft itu. Dia pun menjelaskan bahwa hampir seluruh komputer PC dan notebook di kantor kami menggunakan operating system Windows (98%). Dan seluruh komputer yang menggunakan Windows tersebut secara keseluruhan menggunakan software orisinil 100%. Kemudian mengenai software aplikasi office, dia mengatakan bahwa aplikasi office di kantor menggunakan open source, yaitu Open Office. Namun, untuk beberapa PC masih menggunakan MS Office orisinal karena permintaan dari beberapa karyawan yang tidak bisa atau tidak familiar menggunakan Open Office.

Setelah mendengarkan jawaban rekanku tersebut pihak Microsoft pun mengucapkan terima kasih dan menutup telepon. Sebelum menutup telepon, mereka sempat memberikan penawaran jika sekiranya akan melakukan upgrade kami dapat menghubungi mereka.

Cerita yang dialami kawanku ini mengingatkanku pada kejadian beberapa tahun silam di Solo dan Yogya. Pada saat itu, aku masih kuliah semester pertengahan akhir. Tiba-tiba di Indonesia secara umum termasuk di kota Solo dan Yogya marak diadakan sweeping ke warnet-warnet, rental-rental komputer, dan toko-toko secara umum. Polisi melakukan sweeping yang terbilang tidak biasa. Mereka hendak memastikan bahwa produk-produk software yang dipakai oleh warnet-warnet dan rental-rental itu adalah asli dan bukan bajakan. Uniknya, pengecekan keaslian software tersebut hanya program aplikasi produk Microsoft saja. Umumnya kalau di Indonesia adalah Windows dan MS Office.

Selidik punya selidik, ternyata langkah sweeping itu terkait dengan kunjungan Bill Gates (Big Boss Microsoft) di Indonesia. Proposal formal kedatangan Bill Gates adalah dalam rangka penerapan Teknologi Informasi khususnya dalam hal edukasi, pemeliharaan kesehatan, dan sustainable economic growth. Bill Gates juga memberikan bantuan produk Microsoft secara gratis untuk kepentingan pendidikan. Nampak sosial bukan? Bukan hanya nampak, tetapi memang benar-benar sosial. Suka atau tidak suka, Bill Gates memang boleh dibilang seorang dermawan abad ini mengingat banyaknya donasi amal yang ia kucurkan melalui yayasannya.

Namun bagaimanapun Bill Gates tetaplah Bill Gates. Ia seorang pebisnis ulung. Tidak mungkin dia datang jauh-jauh ke Indonesia yang tergolong merupakan negara pembajak produk-produk Microsoft terbesar di dunia tanpa ada maksud bisnis. Kedatangannya ke Indonesia adalah dalam rangka membuat ‘perjanjian’ atau ‘ancaman’ kepada pemerintah Indonesia untuk menggunakan produk orisinil milik perusahaannya. Dan untuk itu, maka rakyat Indonesia harus membelinya dengan harga yang mahal.

Ternyata prediksi hasil kedatangan Bill Gates di Indonesia tak salah. Setelah kunjungannya, pemerintah pun memaksa rakyat Indonesia yang menggunakan komputer untuk menggunakan software orisinil. Sebagai bentuk ketundukannya kepada Bill Gates, pemerintah pun melakukan sweeping ke seluruh kota-kota besar. Kantor, warnet, dan toko tak ada yang dibiarkan begitu saja. Berangsur-angsur, seluruh instansi pemerintah, swasta, dan perkantoran di kota-kota besar pun akhirnya ‘terpaksa’ mengorisinilkan software mereka. Ujungnya, tentu saja pundi-pundi dollar pun otomatis mengalir ke kantong Bill Gates.

Sebagai gambaran berapa besar duit yang mengalir ke Bill Gates, saya memberikan gambaran di kantorku misalnya. Di kantorku, menurut rekanku di IT, ada total 100 unit pc dan notebook aktif. Aku asumsikan seluruhnya ter-install Windows (Windows 7 Professional) dilengkapi aplikasi MS Office orisinal (Office 2007 Professional). Selanjutnya, aku asumsikan harga Windows 7 Professional adalah Rp. 1,3 juta sedangkan Office 2007 Professional seharga Rp. 2,8 juta. Maka untuk 1 unit pc saja kami sudah harus mengeluarkan duit sebanyak Rp. 4,1 juta hanya untuk aplikasi OS-nya dan aplikasi office (belum termasuk harga PC itu sendiri). Dengan demikian, jika di kantorku ada 100 unit PC, maka duit yang kami ‘setorkan’ ke Bill Gates adalah sebanyak Rp. 410 juta (hampir setengah miliar rupiah).

Selanjutnya, anda bisa menghitung sendiri berapa banyak duit yang kita ‘setorkan’ ke Bill Gates jika ada 100o perusahaan yang tiap perusahaan tersebut memiliki 100 PC. Selanjutnya, jika kita tarik ke personal, sebanyak jumlah rakyat Indonesia yang memiliki komputer atau notebook. Berapakah duit yang kita setorkan untuk Bill Gates? Anda bisa menghitung sendiri. Jika ada satu juta komputer saja di Indonesia maka kalau tidak salah setorannya sudah mencapai Rp. 4,1 Triliyun. 😀

Jadi, kedatangan Bill Gates ke Indonesia bukanlah kunjungan biasa. Dan yang lebih menyebalkan lagi, pemerintah Indonesia menyambut kedatangan Bill Gates justru dengan mengadakan sweeping. Langkah Indonesia sangat berbeda dengan Cina. Pemerintah Cina memanfaatkan kedatangan Bill Gates ke negaranya dengan diplomasi kuat. Ketika Bill Gates memaksa Cina untuk membeli produk aslinya, Cina menyanggupi dengan catatan harganya diturunkan agar murah. Deal. Sedangkan di Indonesia, kedatangan Bill Gates justru menjadi ajang mencari proyek bagi para pejabat-pejabat tentu saja. Mereka menjadi pelaksana penarik upeti rakyat Indonesia dengan imbalan tertentu. Ironis.

Ahmed Fikreatif

“Gajah Mati Meninggalkan Gading, Harimau Mati Meninggalkan Belang, Manusia Mati Meninggalkan Nama, Blogger Mati Meninggalkan Postingan, Jika Fikreatif mati mohon doakan ampunan”

3 Tanggapan

  1. saya juga ngalamin tuh sweeping, ada 3 hal yang di sweeping sewaktu kerja di konter hp grandmall.
    1. Orisinalitas Software OS (Ms. Windows XP)
    2. Surat resmi hak cipta mp3 dari YKCI
    3. Unsur berbau pornografi

    poin 1 & 3 konter saya tidak masalah. namun hanya poin 2 kami terjerat.

    bos harus berurusan di kantor polisi, dengan 2 unit PC, sementara saya.dan rekan2 kerja diliburkan sementara.

    tapi karna bos lebih intelek, dia patahkan peraturan hak cipta . entah apa yang diomongkan yang jelas hak cipta yang ketat saat itu justru membunuh dirinya sendiri. Urusan selesai dalam 2 hari dengan bantuan 1 pengacara tanpa ada penyuapan

  2. terkadang pemerintahan kita tunduk kepada pemerintahan AS pdhal jaman dlu pemerintahan AS tdk berani kepada pemerintahan kita,jaman sudah berbeda

    Berita terupdate dan terpercaya

  3. seperti pisau bermata dua.. engga pakai microsoft, repot banget.. pakai microsoft.. takut di sweeping.. sudah seharusnya pemerintah melakukan tindakan seperti yang dilakukan negara cina..
    toh cara tersebut termasuk win-win solution..

Tinggalkan komentar