Antri Tiket Mudik (sumber: jakartapress.com)
Dua hari ini [Ahad kemaren (8 Agustus 2010) dan Senin tadi (9 Agustus 2010) ], aku menghabiskan cukup banyak waktu untuk ‘sekedar’ berburu tiket kereta api untuk mudik lebaran. Aku ingin membeli tiket kereta yang bisa menjadi sarana transportasiku pulang ke Solo, kampung halamanku dimana kedua orangtuaku tinggal. Untuk berburu tiket itu, aku sengaja memilih Stasiun Pasar Senen karena lokasi tersebut berdekatan dan paling dekat dengan tempat tinggalku (bc: kos-an ku) dibandingkan dengan lokasi titik pembelian tiket lainnya.
Hari pertama, aku datang ke stasiun sekitar pukul 06.30 WIB, 1/2 jam menjelang dibukanya pembelian tiket. Aku terkaget-kaget melihat antrian yang sedemikian panjangnya. Prediksiku sekitar 50-75 meter yang terbagi menjadi 5 banjar / baris. Melihat antrian yang sebegitu panjangnya, aku langsung pesimis bakal memperoleh tiket. Dan ternyata benar. Tak lebih dari 1/2 jam (jam 07.30 WIB), tiket untuk jurusan Solo, Yogya, Semarang, dan Kutoarjo sudah habis tak tersisa.
Bagas, kawanku yang sebelumnya nitip aku untuk dibelikan tiket sebagaimana tahun sebelumnya dan kebiasaan biasanya, langsung ku telpon dan kuminta ke Pasar Senen untuk melihat kondisi medan ‘perburuan’ tiket. Harapanku, kami berdua bisa mempersiapkan segala macam keperluan dan bekal untuk ‘perburuan’ keesokan harinya agar bisa memperoleh tiket untuk tanggal 8 September 2010 (H-2 lebaran). Singkat cerita, kami pun menyusun strategi yang menurut kami sudah cukup matang. Baca lebih lanjut →
Filed under: Ahmed Fikreatif, Diary, Sosial Budaya | Tagged: Ahmed Fikreatif, Antri Mudik, antri tiket, Blog, Blogger, Diary, Gambir, Gerbong, Jakarta, Lebaran, Mudik, Mudik 2010, Mudik Lebaran, Pasar Senen, Prameks, PT KAI, Sawunggalih, Senja Utama Solo, Solo | 9 Comments »