Tape Radio Usang
Tape Radio merk National yang usang ini 20 tahun sampai 10 tahunan lalu masih menjadi media hiburan favorit bagi paklik dan bulik di rumah simbah. Tape radio ini dulunya menjadi teman penghibur untuk meramaikan suasana pada saat nyuci pakaian di sumur belakang rumah saat pagi hari, pada saat olah-olah (memasak) di pawon (Ind: dapur), dan atau saat menjelang tidur dan lain-lain. Maklum, 20 tahun lalu di rumah simbah tidak ada televisi. Televisi hitam-putih bekas baru ada di rumah simbah pada kisaran tahun 1997 menjelang krisis moneter di negeri ini.
Aku kurang tahu apakah Tape radio ini masih berfungsi atau tidak. Namun yang jelas Tape radio ini sepertinya sudah tidak pernah lagi digunakan. Barangkali karena paklik dan bulik sudah menikah semua dan sudah hampir semua tidak tinggal di rumah simbah. Hanya seorang paklikku dan istrinya saja yang masih tinggal di rumah ini menemani mbah kakung (kakek) dan mbah putri (nenek). Setelah 20 tahunan, kini keberadaan radio jadul ini sudah nampak usang tertutup sawang (kotoran debu dan jaring laba-laba). Namun demikian, tape radio ini menyimpan sejuta kenangan serta telah memberi jasa yang banyak bagi paklik dan bulikku di desa Tinawas, Rembun, Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah.
“Gajah Mati Meninggalkan Gading, Harimau Mati Meninggalkan Belang, Manusia Mati Meninggalkan Nama, Blogger Mati Meninggalkan Postingan, Jika Fikreatif mati mohon doakan ampunan”
Filed under: Ahmed Fikreatif, Uncategorized | Tagged: National, Radio National, Radio Tape, Radio Tape National, Tape Radio, Tape Radio National |
Tinggalkan Balasan